"Wahai orang-orang yang berirnan; bersabarlah kalian, kuatkanlah kesabaran kalian, tetaptah bersiap-siaga (dengan kesabaran kalian), dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian menjadi kaum yang berunturig" (Qs.Ali Imran: 200).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ
Inilah makna ilahiah tentang kesabaran yang diserukan kepada kaum yang rnengirnani-Nya. Dikarenakan kesabaran rnerupakan prinsip perjuangan untuk menegakkan dinullaah di rnuka bumi ini. Berjuang di jalan Allah di dalarn kehidupan ini tidaklah mudah dan ringan, tantangan dan hambatan, ujian dan cobaan datangnya silih berganti, seolah tak pemah bosan untuk menghampiri dari setiap aktivitas keseharian kita. Tetapi, ya itulah yang namanya kehidupan. Sementara Allah ta'ala tetap memberikan bekal kepada kaum mukmin supaya, "Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kalian. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal - hal yang diwajibkan Allah." (Qs Lukman : 17)
وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
"Wahai orang-orang yang berirnan; bersabarlah kalian, kuatkanlah kesabaran kalian, tetaptah bersiap-siaga (dengan kesabaran kalian), dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian menjadi kaum yang berunturig" (Qs.Ali Imran: 200).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ
Inilah makna ilahiah tentang kesabaran yang diserukan kepada kaum yang rnengirnani-Nya. Dikarenakan kesabaran rnerupakan prinsip perjuangan untuk menegakkan dinullaah di rnuka bumi ini. Berjuang di jalan Allah di dalarn kehidupan ini tidaklah mudah dan ringan, tantangan dan hambatan, ujian dan cobaan datangnya silih berganti, seolah tak pemah bosan untuk menghampiri dari setiap aktivitas keseharian kita. Tetapi, ya itulah yang namanya kehidupan. Sementara Allah ta'ala tetap memberikan bekal kepada kaum mukmin supaya, "Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kalian. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal - hal yang diwajibkan Allah." (Qs Lukman : 17)
وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
Disebabkan sabar itu memang merupakan jalan keluar yang terbaik dalam kehidupan seorang manusia ketika dihadapkan pada problematika kehidupan. Dan perilaku sabar, menurut ajaran Islam, sangat dekat dengan pertolongan Allah dan ridla Allah. Sebagaimana Nabi kita tercinta, oleh Allah pun juga diberikan bekal yang sama dalam menghadapi problematika kehidupan beliau, yaitu dengan berperilaku sabar. "Bersabarlah (Muhammad), dan tiadalah kesabaran-mu itu melainkan dengan pertolongan Allah" (Qs. an-Nahl: 127)
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ
Oleh karena beliau bersabda, "Barangsiapa yang memelihara kesopanan dirinya, Allah akan memelihara kesopanannya. Barangsiapa yang merasa cukup, maka Allah akan menyukupinya. Barangsiapa melatih kesabaran, maka Allah akan menyabarkannya. Tiada seorang yang mendapat karunia Allah yang lebih baik dari kesabaran" (Hr.Bukhari).
Sabar (shabrun) merupakan salah satu dari sekian banyak budi pekerti yang mulia yang harus kaum muslimin. Sabar merupakan latihan kejiwaan atau pembimbingan ruhani (riyadlatun nafsi au tarbiyaturruuhaniyah) dalam rangka menuju kepada kondisi jiwa yang, bersih dan suci (tazkiyatun-nafs). Sabar adalah sebuah proses kejiwaan yang harus ditekuni secara disiplin, karena tanpa ketekunan dan kedisiplinan mustahil seseorang itu akan mendapatkan ruhani yang sabar, yang secara implementatif terejawantahkan ke dalam perilaku sabar. Yang secara terminologi banyak dikatakan dengan budi pekerti sabar (khuluqush-shabri). Sedangkan sabar itu sendiri berarti menahan diri (ihtimaalu 'al-nafs).
Dinul Islam mengajarkan, kaum muslimin harus dapat melaksanakan kewajibannya kepada AIlah dan berusaha menjauhi maksiat. Dinul Islarn tidak mengijinkan seorang muslim untuk berbuat yang di larang Allah, meskipun dia merindukannya. Realitas ini harus diterimanya dengan ikhlas, dan lapang dada karena kesemuanya ini merupakan pemberian Allah kepadanya. Untuk itu seorang muslirn tidak boleh berkeluh kesah, rnarah, dendam, dan berputus asa dari rahrnat Allah.
Seperti dawuh-Nya Allah ta'ala, "Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang sabar, mereka mengucapkan, inna lil-lahi wa inna ilaihi raaji'uun. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb-nya. Mereka itulah kaum yang mendapatkan hidayah Allah" (Qs. Al-Baqarah: 155-1 57)
وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Allah berfirman dalam ayat yang lain, "Dan sesungguhnya kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (Qs An-Nahl: 96).
وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Juga dalam firman-Nya, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas.(Qs Az-Zumar 10).
اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Mengenai keutamaan sabar ini Nabi SAW mengatakan, "Kesabaran itu cahaya" (Hr Muslim)
Budi pekerti sabar dan tidak berkeluh kesah, adalah suatu perbuatan yang sangat berat dan sulit untuk diamalkan dalam kehidupan keseharian seorang muslim.. Terlebih, bila yang dihadapi itu adalah masalah ekonomi keluarga, terasa dada ini dari waktu ke waktu semakin sesak, dan kepala terasa mau pecah. Kondisi genting inilah, bagi seorang mukmin jawabannya hanya satu, jalan keluarnya adalah kembali kepada iman. Karena hanya dengan keimanan yang kuat dan kokoh, dia dapat berperilaku sabar dan tidak berkeluh kesah. Disebabkan kalbunya, di mana keimanannya berada, mengatakan bahwa segalanya dari Allah, tak seorang manusia pun yang dapat menolak atau mengelak dari ketetapan-Nya. Namun demikian, bagi seorang mukmin kesabaran dan tidak berkeluh kesah itu termasuk budi pekerti yang harus diusahakan dan diperoleh dalam kehidupan keberagamaannya, sudah barang tentu hal ini mesti melalui latihan-latihan ruhani (riyaadhatur-ruuhaniyyah) dan perjuangan melawan hawa nafsu (jihaadun-nafsi) .
Dalam kehidupan keseharian kita, yang dapat dirasakan adalah harus tetap sabar ketika menghadapi kebahagiaan, dan juga harus tetap sabar tatkala penderitaan sedang menimpa. Karena secara essensial baik, kebahagiaan maupun penderitaan, keduanya sama-sama ujian atau cobaan dari Allah ta'ala. Bila maqam ruhani kita ingin meningkat, alias menginginkan semakin taqarrub kepada Allah, terlebih dahulu harus lulus dari ujian-ujian yang diberikan Allah untuk kita.
Sedangkan kesabaran untuk menghadapi kebahagiaan yang kita rasakan, maupun kesabaran terhadap penderitaan yang sedang menimpa, keduanya sama-sama beratnya. Meski dari kebanyakan umat manusia mempunyai kecenderungan begitu saja mengabaikan `kesabarannya tatkala mendapat kebahagiaan'. Sebaliknya menganggap berat sekali melakukan 'kesabaran tatkala menerima musibah'.
Karena sabar itu memang berat, oleh karena dalam sebuah hadisnya Nabi SAW memberikan motivasi spiritual kepada kita dengan mengatakan, "Sangat rnengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab kondisi bagaimana pun baginya adalah baik. Tidaklah mungkin terjadi demikian, kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat, dia bersyukur dan itu baik baginya, dan bila menderita kesusahan, dia bersabar; maka kesabaran itu lebih baik baginya" (Hr.Muslim).
Narnun berbeda bagi orang-orang yang khusus, seperti para shiddiqiin, shaalihlin, dan rabbaniyiin, bagi mereka kesemuanya ini merupakan sarana untuk tetap dapat beristislam kepada Allah. Baginya, sabar merupakan harta perniagaan yang sangat menjanjikan keberuntungan yang luar biasa di sisi-Nya.
Dengan adanya keteladanan nyata dari Nabi Muhammad SAW dengan generasi terdahulu perihal kesabaran, maka seorang muslim akan mampu hidup sabar dengan selalu mengharap pertolongan dan ridla Allah. Dikarenakan dia memegang prinsip kehidupannya, "Maka mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadapnya, sampai datang pertolongan Kami (Allah) kepadanya. Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah" (Qs.al-An'aam:34)
فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَا ۚوَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِ ۚوَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ
Dia menghadapi segala cobaan dan penderitaan tanpa mengeluh, marah, atau pun membalas keburukan dengan keburukan, melainkan dengan kebaikan. Dia pemaaf, sabar, dan mengampuni segala kesalahan orang lain. Seperti difirmankan Allah, "Bagi orang yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan" (Qs.asy-Syuura: 43)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ࣖ
Memperjuangkan kebenaran itu adalah benar. Akan tetapi, memperjuangkan kebenaran tanpa difasilitasi dengan kesabaran, maka kebenaran itu menjadi kurang ada manfaatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar